Biografi M. Quraish Shihab
Pengarang kitab Tafsir Al-Misbah adalah M. Quraish Shihab, nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab, dilahirkan di Kabupaten Sindenreng Rappang (sindrap) provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Februari 1944. Beliau berasal dari keluarga sederhana dan sangat kuat berpegang kepada agama, meskipun beliau dilahirkan di luar Pulau Jawa, namun tradisi Quraish Shihab sekeluarga adalah Nahdiyyin. Ayahnya Habib Abdurrahman Shihab (1905-1986) seorang ulama Tafsir, mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alaudin Ujung Pandang Provinsi Sulawesi Selatan (1972-1977), dan ikut serta dalam mendirikan UMI (Universitas Muslimin Indonesia) di Ujung Pandang dan menjadi ketua (1959-1965). 1 M. Qurais Shihab didampingi seorang istri yang bernama Fatmawati, dan dikaruniai lima orang anak, masing-masing bernama Najeela Shihab, Najwa Shihab, Nasyawa Shihab, Nahla Sihab dan Ahmad Shihab.
Riwayat Hidup
Benih kecintaannya terhadap bidang studi tafsir atau keilmuan Al-Qur‟an telah di didik oleh ayahnya sejak Quraish Shihab masih kecil untuk mencintai Al-Qur‟an, diantaranya dengan mengikuti pengajian Al-Qur‟an yang diadakan oleh ayahnya sendiri. Pendidikan Formal pada tingkat dasar atau SD beliau selsaikan di Ujung pandang, kemudian Quraish Shihab dikirim ayahnya ke pesantren pada tingkat menengah di pondok Pesantren Darul Hadith alFaqihiyyah Malang, Jawa Timur, dengan Al-Habib Abdul Qadir Bilfaqih (1316H-1382H) untuk mendalami studi ke Islamannya. Pada tahun 1958 Ayahnya mengirim beliau ke Al-Azhar, Cairo, untuk melanjutkan di kelas dua tsanawiyah, dan berlangsung sampai melanjutkan pendidikan selanjutnya beliau belajar di Universitas Al-Azhar pada fakultas Ushuluddin dengan
jurusan Tafsir dan Hadis. Hingga pada tahun 1967 beliau meraih gelar LC (Tingkat S1). Tidak hanya selesai pada gelar LC, beliaupun melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, dan di tahun 1969 beliau berhasil meraih gelar M.A pada jurusan yang sama yaitu Tafsir dan Hadis. Selesai pada masa pendidikan formalnya, pada tahun 1973 beliau kembali ke Ujung Pandang untuk membantu ayahnya yang menjabat sebagai rektor IAIN Alauddin. Pada waktu itu beliau menjabat sebagi wakil rektor bidang akademis dan kemahasiswaan, sampai tahun 1980. Dan selain dari pada tugas dalam jabatan resminya, beliau juga meranggakap untuk melakukan halhal lainnya, seperti menjadi koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII Indonesia bagian Timur dalam bidang pembembinaan mental, dan menyelesaikan tugas penelitian antara lain Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia (1975), dan Masalah Wakaf Sulawesi Selatan (1978).2 Pada tahun 1980, M. Quraish Shihab kembali ke Kairo Mesir untuk melanjutkan studi di Universiti al-Azhar. Pada tahun 1982 melalui tesisnya yang berjudul “Nazham alDurar li al-Baqa’i : ’Tahqiq wa Dirasah”. Beliau berhasil mendapatkanl gelar Doktor Falsafah dalam bidang ilmu-ilmu alQur‟an dengan nilai tertinggi Summa cum Laude disertai dengan penghargaan peringkat pertama (Mumtaz ma’ a martabat al-ataraf al-ula). Dengan pencapaiannya tersebut beliau tercatat sebagai orang pertama dari Asia Tenggara yang meraih gelar Doktor Falsafah dalam ilmu-ilmu al-Qur‟an dari Universiti al-Azhar, Mesir.3 Setelah usai masa pendidikannya di Mesir, beliau memulai kembali karirnya yang mendapatitugas sebagai dosen di IAIN Jakarta pada Fakultas Ushuluddin dengan bidang Tafsir dan Ulumul Qur‟an samapai tahun 1998. Adapun beberapa amanah lainnya yang dipegang sekembalinya ke Indonesi, diantanya:
a. Sebagai Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII pada masa
pemerintahan Presiden Suharto.
b. Sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Arab Saudi
pada masa pemerintahan Presiden Habibie dan Abdurahman
Wahid.
c. Sebagai Ketua MUI Pusat.
d. Lajnah Pentashih Departemen Agama.
e. Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional.
Selama menjalani perkembangan intelektualnya Quraish Shihab dibawah asuhan dan bimbingan Universiti Al-Azhar kurang lebih selama 13 tahun, hampir dapat dipastikan bahawa iklim dan tradisi keilmuan dalam studi Islam di lingkungan Universiti Al-Azhar itu mempunyai pengaruh-pengaruh tertentu terhadap kecenderungan intelektual dan corak pemikiran M.Quraish Shihab.