Biografi Ki Hajar Dewantara: Aktivitas Pergerakan, edisi ll



Biografi Ki Hajar Dewantara: Aktivitas Pergerakan








Selain dikenal sebagai seorang wartawan dulunya beliau juga merupakan seseorang yang cukup aktif di dalam sebuah organisasi sosial dan juga politik. Bahkan sejak berdirinya BO atau yang dikenal sebagai Organisasi Boedi Oetomo yaitu pada tahun 1908 beliau juga aktif di dalam sesi propaganda dengan tujuan untuk mensosialisasikan dan juga untuk menggugah kesadaran dari masyarakat Indonesia yang dulunya masih dijajah oleh pemerintahan Belanda untuk bersatu, beliau menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya persatuan dan juga kesatuan di dalam berbangsa maupun bernegara. Bahkan dalam catatan biografi Ki Hajar Dewantara Kongres Boedi Oetomo pertama kali yang diadakan di Yogyakarta diorganisir oleh Ki Haji Dewantara kala itu.

Biografi Ki Hajar Dewantara: Pengasingan Ki Hajar Dewantara

Dalam catatan biografi Ki Hajar Dewantara setidaknya pada tahun 1913 dimana ketika Pemerintah Hindia Belanda akan mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Pribumi kala itu yang nantinya akan digunakan sebagai perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis menimbulkan reaksi kritis yang berasal dari kalangan nasionalis, termasuk diantaranya adalah Soewardi atau Ki Hajar Dewantara, hingga kemudian beliau menuliskan sebuah kolom di dalam surat kabar De Expres dengan judul “ Als ik een Nederlander was” bahkan artikel ini dirasa begitu tajam yang juga termasuk kritikan yang sangat pedas bagi pada pejabat Hindia Belanda kala itu. Bahkan karena memang gaya tulisan yang dibuatnya berbeda dengan penulisan sebelumnya, maka banyak diantara pejabat yang menyangsikan bahwa tulisan tangan tersebut dibuat oleh Soewardi. Mengulas seputar biografi Ki Hajar Dewantara ternyata dari tulisan beliau tersebut banyak diantaranya yang juga berpendapat jika memang Soewardi yang membuat, maka ada campur tangan dari DD atau Douwes Dekker selaku pimpinan dari De Expres ini yang memang ingin memanas-manasi Soewardi sehingga berani untuk membuat tulisan tersebut. Akibat dari tulisan yang dibuatnya tersebut maka beliau kemudian diasingkan ke Pulau Bangka, padahal kala itu usianya masih 24 tahun.